KONFLIK SOSIAL
Konflik sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
konflik ialah pertentangan, perselisihan, pertikaian, percekcokan.
Konflik Antar Pribadi
|
A. Faktor-Faktor Penyebab
Konflik Sosial
Adapun faktor-faktor terjadinya konflik sosial
adalah:
1.
Perbedaan kepentingan dan pandangan hidup
2.
Perbedaan nilai dan norma sosial
3.
Perbidaan nilai-nilai kebudayaan
4.
Perbedaan status dan peran sosial
5.
Pengaruh perubahan unsur-unsur
B. Bentuk Pengendalian
Konflik Sosial
Manusia dalam kehidupannya di masyarakat selalu
berinteraksi sosial dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi sosial tersebut
ada kalanya timbul masalah, seperti terjadi salah paham lalu bertengkar atau
berkelahi.
Apabila konflik sosial dapat diselesaikan
dengan baik, maka akan kembali pada kondisi semula, sehingga terwujud
keseimbangan sosial (social equilibrium).
C. Ruang Lingkup Pengendalian
Sosial
1.
Pengendalian antar individu
Contoh: Budi menyuruh adiknya berhenti berteriak-teriak.
2.
Pengendalian individu kepada kelompok
Contoh: guru mengawasi ujian para siswanya
3.
Pengendalian kelompok kepada individu
Contoh: orang tua (bapak-ibu) selalu mengawasi kegiatan anak-anaknya.
4.
Pengendalian sosial antar kelompok
Contoh: dua perusahaan yang melakukan Joint Venture
D. Sifat Pengendalian Sosial
Adapun dua sifat pengendalian sosial, yaitu:
a.
Preventif
Pengendalian secara preventif yaitu pengendalian sosial yang dilakukan
sebelum terjadinya pelanggaran.
Contoh: untuk mencegah anaknya bertengkar, Pak Jaya melarang anaknya
bermain di luar rumah.
b.
Represif
Pengendalian represif yaitu pengendalian setelah terjadinya penyimpangan
sosial.
Contoh: Guru memberikan sangsi kepada muridnya yang melanggar tata tertib.
E. Teknik Pengendalian Sosial
a.
Persuasif
Teknik pengendalian sosial persuasif adalah teknik pengendalian sosial
dengan cara menagak atau membumbing warga masyarakat agar bertindak sesuai
dengan peraturan arau norma-norma yang berlaku.
Contoh: seorang ayah menasihati anaknya yang ketahuan merokok. Dengan penuh
kesabaran orang tua menanamkan pengertian bahwa merokok merusak kesehatan.
b.
Koersif
Teknik pengendalian sosial koersif adalah teknik pengendalian sosial yang
lebih menekankan pada tindakan yang menggunakan kekerasan fisik.
Contoh: agar para pencuri jera, ketika tertangkap masyarakat langsung
mengeroyoknya. Cara main hakim sendiri ini bertentangan dengan hukum namun
tetap dilakukan masyarakat dengan maksud agar para pencuri jera dan takut
mengulangi perbuatan serupa.
F. Bentuk-Bentuk Pengendalian
Sosial
1.
Gosip atau desas-desus
2.
Teguran
3.
Hukum
4.
Pendidikan
5.
Agama
G. Peran Lembaga Pengendalian
Sosial
1.
Lembaga Kepolisian
Dengan adanya lembaga kepolisian maka berbagai penyimpangan sosial dapat
dikendalikan. Polisi sebagai aparat kepolisian mempunyai peran menentukan dalam
pengendalian sosial.
2.
Lembaga Peradilan
Malalui aparat-aparatnya dapat berperan sebagai alat pengendalian sosial.
Hakim dan Jaksa merupakan pengabil tindakan dan keputusan hukum terhadap warga
masyarakat yang melakukan kegiatan kejahatan.
3.
Lembaga Adat
Lembaga adat sangat berperan dalam proses pengendalian sosial. Pelanggaran
terhadap hukum adat biasanya diselesaikan melalui lembaga adat.
4.
Lembaga Masyarakat
Lembaga-lembaga masyarakat seperti: RT dan RW memiliki peran dalam proses
pengendalian sosial.
5.
Lembaga pendidikan
Seperti: Sekolah Menengah Kejuruan
6.
Lembaga Keagamaan
Seperti: Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI)
7.
Main Hakim Sendiri
Contohnya kasusu pemukulan massal bahkan pembakaran tubuh pelaku kriminal
sampai meninggal.
H. Dampak Konflik Sosial
Dampak konflik sosial terhadap masyarakat
antara lain:
�
Bertambah kuatnya rasa solidaritas sesama anggota
�
Hancur atau retaknya kesatuan kelompok
�
Adanya perubahan kepribadian seorang individu
�
hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar